"Ikutilah jalan-jalan kebenaran itu dan jangan hiraukan walaupun sedikit orang yang mengikutinya ! jauhkanlah dirimu dari jalan-jalan kesesatan dan janganlah terpesona dengan banyaknya orang yang menempuh jalan kebinasaan! "(Fudhail bin ‘Iyadh) (Al-I’tishom, 112)

Selasa, 23 Oktober 2012

Cara Membedakan Antara Mani, Madzi, Kencing dan Wadi

‎[ WAJIB BACA]




Cara Membedakan Antara Mani, Madzi, Kencing dan Wadi
_______________________________________________


Perbedaan Mani, Madzi, Kencing, dan Wadi

Tahukan anda apa perbedaan antara keempat perkara di atas?

Mengetahui hal ini adalah hal yang sangat penting, khususnya perbedaan antara mani dan madzi, karena masih banyak di kalangan kaum muslimin yang belum bisa membedakan antara keduanya. Yang karena ketidaktahuan mereka akan perbedaannya menyebabkan mereka ditimpa oleh fitnah was-was dan dipermainkan oleh setan. Sehingga tidaklah ada cairan yang keluar dari kemaluannya (kecuali kencing dan wadi) yang membuatnya ragu-ragu kecuali dia langsung mandi, padahal boleh jadi dia hanyalah madzi dan bukan mani. Sudah dimaklumi bahwa yang menyebabkan mandi hanyalah mani, sementara madzi cukup dicuci lalu berwudhu dan tidak perlu mandi untuk menghilangkan hadatsnya.

HUMANISME : Penyebab Penyimpangan Pemikiran dan Keyakinan orang Barat


Humanisme: Penyebab Penyimpangan Pemikiran dan Keyakinan orang Barat


Humanisme adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan dengan sistem-sistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi kelompok-kelompok etnistertentu.
Humanisme modern dibagi kepada dua aliran.Humanisme keagamaan/religi berakar dari tradisiRenaisans-Pencerahan dan diikuti banyak seniman, umat Kristen garis tengah, dan para cendekiawan dalam kesenian bebas. Pandangan mereka biasanya terfokus pada martabat dan kebudiluhuran dari keberhasilan serta kemungkinan yang dihasilkan umat manusia.

Istilah Hadits


ditulis oleh: Al-Ustadz Qomar Suaidi, Lc



Berikut ini beberapa istilah hadits yang sering dipakai :


1.    Mutawatir



yaitu : Hadits yang diriwayatkan dari banyak jalan (sanad) yang lazimnya dengan jumlah dan sifatnya itu, para rawinya mustahil bersepakat untuk berdusta atau kebetulan bersama-sama berdusta. Perkara yang mereka bawa adalah perkara yang indrawi yakni dapat dilihat atau didengar. Hadits mutawatir memberi faedah ilmu yang harus diyakini tanpa perlu membahas benar atau salahnya terlebih dahulu.

2.    Ahad

yaitu : Hadits yang tidak mencapai derajat mutawatir.

3.    Shahih (sehat)

yaitu : Hadits yang dinukilkan oleh orang yang adil (muslim, baligh, berakal, bebas dari kefasiqan yaitu melakukan dosa besar atau selalu melakukan dosa kecil, dan bebas dari sesuatu yang menjatuhkan muru’ah/kewibawaan) dan sempurna hafalan/penjagaan kitabnya terhadap hadits itu, dari orang yang semacam itu juga dengan sanad yang bersambung, tidak memiliki ‘illah (penyakit/kelemahan) dan tidak menyelisihi yang lebih kuat. Hadits sahih hukumnya diterima dan berfungsi sebagai hujjah.

Senin, 22 Oktober 2012

Hukum Tinggal di Negara Kafir

Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin rahimahullah ditanya : Apa hukum tinggal di negara kafir?
Jawab:Tinggal di negara kafir merupakan bahaya besar terhadap agama, akhlak, moral dan adab seorang muslim. Kita -juga selain kita- telah menyaksikan banyaknya penyimpangan dari orang-orang yang tinggal di sana, mereka kembali dengan kondisi yang tidak seperti saat mereka berangkat. Mereka kembali dalam keadaan fasik, bahkan ada yang murtad, keluar dari agamanya dan menjadi kufur terhadap Islam dan agama-agama lainnya, na’udzu billah, sampai-sampai mereka menentang secara mutlak dan mengolok-olok agama dan para pemeluknya, baik yang lebih dulu darinya maupun yang kemudian. Karena itu, hendaknya, bahkan seharusnya, mewaspadai hal itu dan menerapkan syarat-syarat yang dapat menjaga hawa nafsu dari perusak-perusak tersebut. Maka, tinggal di negara kafir harus memenuhi dua syarat utama:

Hukum Orang yang Menyatakan Syariat Islam Perlu Direvisi

Oleh: ِAsy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
Ada yang mengatakan bahwa sebagian hukum syariat perlu dikaji ulang dan direvisi karena tidak sesuai dengan perkembangan jaman. Contohnya adalah dalam hal warisan, yaitu untuk anak laki-laki seukuran dua anak perempuan. Apa hukum syariat terhadap orang yang melontarkan pernyataan semacam ini?
ِAsy-Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullahu menjawab:
Hukum-hukum yang Allah Subhanahu wa Ta’ala syariatkan kepada hamba-Nya dan Allah Subhanahu wa Ta’ala terangkan dalam kitab-Nya yang mulia, atau melalui lisan Rasul-Nya yang terpercaya –semoga beliau mendapat shalawat dan salam yang paling afdhal dari Rabb sekalian alam– semacam hukum waris, shalat lima waktu, zakat, puasa dan semacam itu, yang Allah Subhanahu wa Ta’ala jelaskan kepada para hamba-Nya dan umat ini telah berijma’ (bersepakat) tentangnya, maka tidak boleh bagi seorangpun untuk menyanggah atau mengubahnya. Karena hal itu adalah ketentuan syariat yang telah tetap di zaman Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun setelahnya, sampai hari kiamat.
Dan hukum itu adalah dilebihkannya laki-laki atas perempuan dari anak-anak (si mayit) atau anak-anak dari anak laki-laki (cucu si mayit dari anak laki-laki) dan saudara-saudara sekandung (si mayit) serta saudara seayah, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskannya dalam Al-Qura`nul Karim dan ulama muslimin telah berijma’ tentangnya. Maka yang wajib dilakukan adalah mengamalkannya dengan didasari keyakinan dan iman.
Barangsiapa beranggapan bahwa ‘yang lebih baik adalah yang tidak seperti aturan itu’ maka dia menjadi kafir. Demikian pula yang membolehkan (secara keyakinan, pent.) untuk menyelisihi aturan itu, maka dia juga kafir. Karena dengan keyakinan itu, dia telah menyanggah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya serta ijma’ umat ini. Dan pemerintah harus memintanya bertaubat bila dia dahulunya adalah seorang muslim. Bila dia bertaubat maka diterima taubatnya. Dan bila tidak mau, wajib dibunuh sebagai seorang kafir dan murtad dari agama Islam berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ بَدَّلَ دِيْنَهُ فَاقْتُلُوْهُ
Barangsiapa yang mengganti agamanya maka bunuhlah dia.” (HR. Al-Bukhari)
Kami memohon keselamatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi kami dan seluruh muslimin dari fitnah-fitnah yang menyesatkan dan dari sikap menyelisihi syariat yang suci.
(Mukhtarat min Kitab Majmu’ Fatawa Wa Maqalat Mutanawwi’ah, hal. 228-229)
1 Yang melakukannya adalah pemerintah muslim bukan pribadi-pribadi, red.


Minggu, 21 Oktober 2012

Sebab-sebab Yang Dapat Memperkuat Iman

Sebab-sebab Yang Dapat Memperkuat Iman

Syaikh Ibnu Utsaimin -rohimahullohu-


Pertanyaan:
Bagaimana seseorang bisa memperkuat imannya di mana kondisinya tidak dapat terpengaruh oleh makna ayat-ayat yang dibacanya kecuali sedikit sekali?
 
Jawaban:

Yang jelas, orang ini ketika mengatakan ucapan ini tampak bahwa dia sebenarnya seorang yang beriman kepada hari akhir dan membenarkannya akan tetapi pada dirinya ada sedikit kekerasan hati. Penyakit keras hati pada masa sekarang ini banyak sekali dan sebab utamanya adalah berpaling dari beribadah dan ketundukan secara total kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala . Andaikata seseorang beribadah kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan tunduk patuh kepadaNya dengan sebenar-benarnya, niscaya dia akan mendapatkan hatinya menjadi lunak dan khusyu’. Dan, andaikata seseorang di antara kita menyongsong al-Qur’an dan mentadabburinya, niscaya dia juga akan mendapatkan hatinya menjadi lunak dan khusyu’ sebab Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

“Kalau sekiranya kami menurunkan al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.” (Al-Hasyr: 21).

Di antara penyebab timbulnya penyakit keras hati adalah fenomena hiasan dunia di era kontemporer ini, terbuainya manusia olehnya serta beragamnya problematika. Oleh karena itu, anda bisa menjumpai anak kecil yang belum begitu mengenal godaan duniawi dan godaan duniawi pun belum
menyentuhnya lebih banyak khusyu’ dan tangisnya (karena hatinya
tersentuh-penj.) dibandingkan dengan orang dewasa. Ini adalah
pemandangan yang kita saksikan dan kalian saksikan juga sekarang ini di Masjid Al-Haram di saat shalat Qiyamullail. Anda akan menjumpai anak-anak muda berusia delapan belasan tahun dan semisalnya bisa lebih banyak tangisnya karena tersentuh saat disebutkan ayat-ayat yang berisi ancamanatau sugesti daripada orang yang lebih tua dari mereka karena hati mereka lebih lunak dan belum banyak terbuai oleh godaan duniawi dan belum begitu memikirkan problematika-problematika jangka panjang ataupun pendek.

Oleh karena itu, kita menjumpai mereka lebih banyak diliputi rasa khusyu’ dan lebih dekat kepada kelunakan hati daripada mereka yang sudah terbelalak oleh godaan duniawi dan terbuai olehnya sehingga menjadikan hati mereka tercerai-berai ke sana dan kemari.

Nasehat saya kepada saudara penanya ini agar mengkonsentrasikan hati dan pemikirannya hanya pada hal yang terkait dengan dien ini semata, antusias dalam membaca al-Qur’an dengan tadabbur dan perlahan serta antusias pula untuk merujuk kepada hadits-hadits yang mengandung targhib (bersifat rangsangan dan sugesti) dan tarhib (bersifat menakutkan dan ultimatum) karena hal ini dapat melunakkan hati.

sumber disini

Bolehkah buang air kecil sambil berdiri ?

 

Bolehkah buang air kecil sambil berdiri ?

Pertanyaan.

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani -rahimahulloh- ditanya : “ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang buang air kecil sambil berdiri sebagaimana diriwayatkan oleh sayyidah Aisyah. Tetapi kemudian beliau buang air kecil sambil berdiri, bagaimana meng-kompromikannya (kedua hadits tersebut,ed) ? 

Siapa Para Ulama ?

Penulis : Ustadz Qomar Suaidi.

Mungkin muncul pertanyaan, siapakah ulama itu? Hingga kini banyak perbedaan dalam menilai siapa ulama. Sehingga perlu dijelaskan siapa hakekat para ulama itu. Untuk itu kita akan merujuk kepada penjelasan para ulama Salafus Shaleh dan orang-orang yang menelusuri jalan mereka. Kata ulama itu sendiri merupakan bentuk jamak dari kata ‘alim, yang artinya orang berilmu.

Untuk mengetahui siapa ulama, kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan ilmu dalam istilah syariat, karena kata ilmu dalam bahasa yang berlaku sudah sangat meluas. Adapun makna ilmu dalam syariat lebih khusus yaitu mengetahui kandungan Al Qur’anul Karim, Sunnah Nabawiyah dan ucapan para shahabat dalam menafsiri keduanya dengan mengamalkannya dan menimbulkan khasyah (takut) kepada Allah.

Imam Syafi’i berkata: “Seluruh ilmu selain Al Qur’an adalah hal yang menyibukkan kecuali hadits dan fiqh dan memahami agama. Ilmu adalah yang terdapat padanya haddatsana (telah mengkabarkan kepada kami – yakni ilmu hadits) dan selain dari padanya adalah bisikan-bisikan setan.”
Ibnu Qoyyim menyatakan: “Ilmu adalah berkata Allah, berkata Rasul-Nya, berkata para shahabat yang tiada menyelisihi akal sehat padanya.” (Al Haqidatusy-Syar’iyah: 119-120)

Dari penjelasan makna ilmu dalam syariat, maka orang alim atau ulama adalah orang yang menguasai ilmu tersebut serta mengamalkannya dan menumbuhkan rasa takut kepada Allah Subhanahuwata’ala . Oleh karenanya dahulu sebagian ulama menyatakan ulama adalah orang yang mengetahui Allah Subhanahuwata’ala dan mengetahui perintah-Nya. Ia adalah orang yang takut kepada Allah Subhanahuwata’ala dan mengetahui batasan-batasan syariat-Nya serta kewajiban-kewajiban-Nya. Rabi’ bin Anas menyatakan “Barangsiapa yang tidak takut kepada Allah bukanlah seorang ulama.” Allah berfirman: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah hanyalah ulama .” (Fathir: 29)

Kesimpulannya, orang-orang yang pantas menjadi rujukan dalam masalah ini adalah yang berilmu tentang kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya serta ucapan para shahabat. Dialah yang berhak berijtihad dalam hal-hal yang baru. (Ibnu Qoyyim, I’lam Muwaqqi’in 4/21, Madarikun Nadhar 155)

Ibnu Majisyun, salah seorang murid Imam Malik mengatakan: “Dahulu (para ulama) menyatakan, ‘Tidaklah seorang itu menjadi Imam dalam hal fiqh sehingga menjadi imam dalam hal Al Qur’an dan Hadits dan tidak menjadi imam dalam hal hadits sehingga menjadi imam dalam hal fiqh.” (Jami’ Bayanil ‘Ilm: 2/818)

Imam Syafi’i menyatakan: “Jika datang sebuah perkara yang musykil (rumit) jangan mengajak musyawarah kecuali orang yang terpercaya dan berilmu tentang al Kitab dan Sunnah, ucapan para shahabat, pendapat para ulama’, qiyas dan bahasa Arab. (Jami’ Bayanil ‘Ilm: 2/818)

Merekalah ulama yang hakiki, bukan sekedar pemikir harakah, mubaligh penceramah, aktivis gerakan dakwah, ahli membaca kitabullah, ahli taqlid dalam madzhab fiqh, dan ulama shu’ (jahat), atau ahlu bid’ah. Tapi ulama hakiki yang istiqamah di atas Sunnah. Wallahu a’lam

Hadits Dha’if dan Hadits Sohih Seputar Qurban…!

Hadits Dha`if Seputar Qurban.

1. “Tidaklah anak Adam pada hari ini (hari raya Adh-ha) mengerjakan (amalan) yang lebih baik dari menumpahkan darah (yakni: menyembelih qurban-pen), kecuali menyambung persaudaraan”.

HADITS INI DHA’IF. Al-Mundziriy berkata (II/102): “Diriwayatkan oleh Thabaraniy di dalam al-Kabiir dari Ibnu `Abbas, dan di dalam isnadnya ada Yahya bin Al Hasan Al Khasyniy,aku tidak tahu keadaannya.” Al Haitsami berkata (IV/18): “Dia dha’if, walaupun sekelompok (orang) mentsiqahkannya”.
Syeikh al-Albani berkata: “Kemudian aku mengecek di dalam Mu’jam Ath Thabrani Al Kabiir dan aku dapati hadits itu di dalamnya (III/104/1) dari Al-Hasan bin Yahya Al Khasyni dari Isma’il bin Ayyaasy dari Laits dari Thawus, dia berkata: Rasulullah bersabda di hari raya Adh-ha: … kemudian dia menyebutkan (hadits di atas). Aku (al-Albani) berkata: Maka jelaslah bahwa dia adalah Al-Hasan bin Yahya yang disebutkan oleh as-Sam’aani bahwa al-Hafizh berkata: “Shaduuq (jujur) tetapi banyak salahnya”. Dan bertambah ilmu(ku) tentang kelemahan hadits ini, tatkala aku melihat di dalam (sanad)nya terdapat Isma’iil bin ‘Ayyaasy dan Laits, yang (Laits) ini adalah Ibnu Abi Salim, sehingga (sanad ini) dirangkai para (rawi) yang dha’if.

DUA BELAS KRITERIA HEWAN KURBAN

Bismillah walhamdulillah.

DUA BELAS KRITERIA HEWAN KURBAN YANG DIGUNAKAN RASULULLAH SHALLALLAHU'ALAIHI WA SALLAM DARI BEBERAPA HADITS:


1. Kambing jantan

2. Bertanduk
3. Warnanya putih
4. Kakinya hitam
5. Perutnya hitam
6. Sekitar matanya hitam

7. Mulutnya hitam
8. Besar
9. Dikebiri
10. Gemuk
11. Lincah
12. Harganya mahal

[Arkanul Islam, 5/656, Asy-Syaikh Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qohthoni hafizhahullahu ta'ala]


Faidah Pertama: Terdapat hadits melarang pengebirian hewan, namun terdapat hadits Nabi shallallahu'alaihi wa sallam berkurban dengan hewan yang dikebiri, sehingga yang dilarang maksudnya jika pengebirian tersebut tanpa ada kemaslahatan, dan dibolehkan jika ada kemaslahatan seperti untuk penggemukan agar lebih baik jika digunakan sebagai hewan sembelihan, demikian fatwa para ulama seperti Asy-Syaikh Al-Albani, Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan dan para ulama lainnya rahimahumullah.


Faidah Kedua: Hewan yang diyari'atkan dalam qurban adalah unta minimal 5 tahun dan sudah masuk tahun keenam, sapi minimal 2 tahun dan sudah masuk tahun ketiga, dan kambing minimal 1 tahun dan sudah masuk tahun kedua, kecuali jika sulit mendapatkan kambing yang 1 tahun maka minimal yang 6 bulan. Selain itu tidak bisa digunakan utk qurban, demikian dalam Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, Asy-Syaikh Ibnul 'Utsaimin dan para ulama lainnya rahimahumullah.


WaLlahu A'lam
 

Hukum Rokok

 

Kumpulan Fatwa – Fatwa Ulama’  Tentang Hukum Rokok

Dikumpulkan dan diterjemahkan
Oleh :
Abu Nafi’ Hakim Ad Dawuhani

- حفظه الله تعالى-

Fatwa – fatwa ulama’  tentang hukum rokok

Hukum rokok

Soal          :  Apa hukum merokok?
Jawab      : Rokok adalah haram karena rokok itu jelek dan mengandung bahaya – bahaya yang banyak. Padahal Alloh subhanahu wa ta’ala hanyalah membolehkan yang baik – baik bagi hamba – hambaNya baik berupa makanan ataupun minuman dan lain – lainnya. Alloh mengharamkan  yang jelek – jelek, firman Alloh

} يَسْأَلُونَكَ مَاذَا أُحِلَّ لَهُمْ قُلْ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ } (المائدة:4)


“Mereka menanyakan kepadamu: apakah yang dihalalkan bagi mereka?. Katakanlah: dihalalkan bagi kalian yang baik-baik”.   ( Al-Maidah:4)

Firman Alloh memberitahukan sifat nabi Muhammad -sholallohu alahi wa salam-  didalam surat Al-A’rof:157

{يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ{

“dan (nabi Muhammad) yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan  yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk”.

Rokok dengan segala jenisnya semuanya bukanlah suatu yang baik bahkan rokok adalah suatu yang jelek , begitu juga semua yang memabukan adalah suatu yang kotor. Rokok tidak boleh dihisap dan tidak boleh dijual belikan seperti halnya alcohol. Wajib bagi penghisap rokok dan yang menjual belikan untuk lekas-lakas bertaubat kepada Alloh subhanahu  wa ta’ala juga menyesal atas perbuatan yang lampau dan punya tekad untuk tidak melakukannya lagi. Barang siapa yang benar-benar taubat maka Alloh akan memberikan taubat kepada dia. Seperti firman Alloh azza wajalla

{وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} (النور:31)

” dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Alloh, hai orang-orang beriman supaya kamu beruntung”. (An Nur:31)

Alloh berfirman

{وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى} (طه:82)

“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagiorang yang bertaubat, beriman, beramal soleh, kemudian tetap dijalan yang  benar”.(Thoha:82)

Taufik kepunyaan Alloh. [Syeh ibnu baz, lihat fatawa islamiah 3/610]

Semangatlah Membela Islam Wahai Muslim!!

Mujahidin Salafiyyin Tangguh
Hizbiyyun Pengemis akan Runtuh

Disusun Oleh:
Abu Fairuz Abdurrohman bin Sukaya
Al Qudsi Al Indonesi
-afallohu ‘anhu-

Di Markiz Induk Pusat Dakwah Salafiyyah
Darul Hadits Dammaj Yaman
-harosahalloh-

بسم الله الرحمن الرحيم


Pembukaan

الحمد لله الذي قال: }وما أمروا إلا ليعبدوا اللَّه مخلصين له الدين حنفاء ويقيموا الصلاة ويؤتوا الزكاة وذلك دين القيمة{  وأشهد أن لا إله إلا الله وأن محمداً عبده ورسوله الذي قال: ((إنما الأعمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى. فمَنْ كانت هجرته إِلَى اللَّه ورسوله فهجرته إِلَى اللَّه ورسوله، ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إِلَى ما هاجر إليه)) اللهم صل وسلم على محمد وآله أجمعين أما بعد:


Bab Pertama: Beberapa Karakter Mujahidin yang tangguh
Mujahidin yang tangguh adalah yang menundukkan hawa nafsunya agar ikhlas dalam berjihad.

Alloh ta’ala berfirman:

وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيم [البقرة/244]

“Dan berperanglah kalian di jalan Alloh, dan ketahuilah bahwasanya Alloh itu Sami’ (Maha Mendengar) dan ‘Alim (Maha Melihat) (QS Al Baqoroh 244)
Rosululloh -shalallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

« إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ. قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لأَنْ يُقَالَ جَرِىءٌ. فَقَدْ قِيلَ. ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ. قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ. وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ. فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ. وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلاَّ أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ. فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِىَ فِى النَّارِ».

Kamis, 18 Oktober 2012

Analogi Sarat Makna

Ibu Guru berkerudung rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari'at Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru berkata, "Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus.

Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah "Penghapus!" Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat.

Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah "Penghapus!", jika saya angkat penghapus, maka katakanlah "Kapur!". Dan permainan diulang kembali.

Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.

"Anak-anak, begitulah ummat Islam. Awalnya kalian jelas dapat membedakan yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Namun kemudian, musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara, untuk menukarkan yang haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya.

Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut, tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika."

"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain. Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham Bu Guru"

"Baik permainan kedua," Ibu Guru melanjutkan. "Bu Guru ada Qur'an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet. Quran itu "dijaga" sekelilingnya oleh ummat yang dimisalkan karpet. Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet.

Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tanpa memijak karpet?" Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil.

Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an ditukarnya dengan buku filsafat materialisme. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet.

"Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar. Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina pundasi yang kuat. Begitulah ummat Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau fondasinya dahulu. Lebih mudah hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dahulu, kursi dipindahkan dahulu, lemari dikeluarkan dahulu satu persatu, baru rumah dihancurkan…"

"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian. Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan meletihkan kalian. Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah meninggalkan Syari'at Islam sedikit demi sedikit. Dan itulah yang mereka inginkan."

"Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu Guru?" tanya mereka. Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tetapi sekarang tidak lagi. Begitulah ummat Islam. Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tetapi kalau diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan sadar, lalu mereka bangkit serentak

Renungan Penting


al Ustadz Abu Muhammad Abdul Mu’thi Al-Maidani berkata : " Demikianlah sesungguhnya majelis-majelis ilmu yang digelar oleh Ahlus Sunnah, ternyata sangat ditakuti oleh musuh-musuh Islam. Suatu hal yang masih saya ingat dari ucapan guru kami As-Syaikh Muqbil rahimahullah, di mana beliau tak jarang mengatakan kepada para muridnya: “Ya ikhwan, demi Allah, sesungguhnya Amerika dan sekutu-sekutunya tidak takut kepada tank-tank baja dan segala persenjataan yang kita miliki. Yang sangat ditakuti oleh musuh-musuh Islam adalah majelis-majelis ilmu yang seperti ini. Karena majelis-majelis ilmu ini yang akan melahirkan orang-orang yang mengerti tentang agama Allah, ikhlas, jujur, dan bersungguh-sungguh dalam memperjuangkannya”, atau sebagaimana yang diucapkan oleh beliau rohimahullah."


alhujjah.wordpress.com


14 Saran Mempengaruhi Para Pengajar

Bagaimana Anda berkomunikasi dengan profesor Anda mempengaruhi bagaimana Anda melakukannya di dalam kuliah.

Pada umumnya, profesor-profesor sangat suka dan terkesan dengan mahasiswa yang menunjukkan perhatian sungguh-sungguh terhadap materi kuliah dan mengajukan pertanyaan yang baik. Cara terbaik memperoleh sisi baik profesor Anda, adalah menjadi mahasiswa yang
tertarik terhadap sesuatu.

Berikut ini beberapa strategi yang mendemonstrasikan ketertarikan dan keingintahuan Anda.


1. Jangan mengkritik, menyalahkan, atau mengeluh terhadap pengajar tentang penampilannya (laki-laki)
 
2. lebih baik: memusatkan perhatian, dan mendiskusikan materi dan pemahaman Anda tentang hal itu.

3. Biarkan pengajar mengetahui apa yang Anda pahami tentang kuliah.
Tersenyum

4. Mengetahui dan menggunakan nama pengajar

5. Dengarkan apa yang pengajar katakan tentang dirinya (laki-laki)

6.Bicarakan di dalam terminologi, apa yang menarik untuk pengajar.

7. Biarkan pengajar mengetahui Anda memikirkan bahwa dia penting.

8. Hindarkan perdebatan

9. Kalau Anda bersalah, mengakui itu secepatnya dan dengan sungguh-sungguh (tegas).

10. Ajukan pertanyaan daripada memberikan perintah.

11. Cobalah jujur melihat sudut pandang pengajar.

12. Biarkan pengajar mengetahui bahwa Anda sungguh-sungguh ingin melakukan yang terbaik di dalam kuliah.

13. Selalu mempunyai buku teks di tangan kapan saja Anda bertemu dengan instruktur.

14. Tangani semua tugas pada waktunya selama semester.
 
catatan : tulisan ini mengalami sedikit pengeditan

Dialihkam dari: Bagaimana Memikat Teman-teman dan Mempengaruhi Orang ( How to Win Friends and Influence People), oleh Dale Carnegie, New York:
Simon and Schuster Inc., 1936.


asal teks

PLASTIK KRESEK, MEMBAHAYAKAN

Kesehatan adalah anugrah Allooh subhanahu wata'ala yang tak ternilai harganya, namun terkadang bahkan seringnya kita kurang dapat memeliharanya jangankan untuk orang lain untuk diri sendiripun sering melalaikan.

Dengan alasan ekonomis, murah dll atau bahkan maksud yang tidak terpuji kadang perlakuan kita merugikan jangka panjang atau mungkin jangka pendek orang lain.


karena itu, sadarilah jangan sampai kita berdosa akibat melalukan sesuatu yang merugikan orang lain

Filsafat, No!!


"Bagi yang menyadari akan tahu bahwa pokok pokok ajaran filsafat telah banyak menyusup dalam pelajaran pelajaran seperti bahasa Indonesia, Matematika, biologi, kimia, fisika, dls. sekali lagi ini semua bersifat nisbi.
Inilah mengapa mayoritas pelajar pelajar muslim yang selalu dihadapkan dengan konsep konsep pelajaran tsb yang tanpa diimbangi pengetahuan akan wahyu (ajaran islam) maka sukar bagi me
reka beriman dengan baik. karena filsafat semata2 berlandaskan kepada akal dan aturan logika semata yang berkiblat pada warisan berpikir ilmuwan yunani. padahal kia tahu secara pasti banyak dari wahyu yang tak mempan terserap oleh akal itu.lebih jauh lagi, ketika kita bertemu dengan perintah perintah dan larangan larangan dari Pembuat Syariat sambil dituntut untuk menerima apa yang ada dengan hati terbuka dan pasrah...

inilah pentingnya pendidikan agama yang berlandaskan kepada wahyu untuk memodali para pelajar muslim untuk memfilter mana mana yang merupakan sampah filsafat dan mana yang bukan.


ketahuilah, selamanya Islam berlepas diri dengan filsafat, dan filsafat bukan bagian dari islam sedikit pun!bahkan keduanya adalah dua hal yang bertolak belakang
setelah itu, maka benarlah apa yang dinasehatkan oleh al Imam Ibnu Qoyyim dalam al Fawaid " Hati ndak akan mampu menampung dua hal yang saling bertentangan. Pemilik hati harus memilih salah satu dari dua hal yang bertentangan tersebut"
 

Hati itu ibarat gelas kosong yang akan diisi dengan air. jika ternyata gelas itu sudah terisi penuh dengan air, maka gelas itu tidak akan bisa menampung air lagi. jika ingin diisi dengan air baru, maka air yang sudah ada mesti dibuang terlebih dahulu"
:: Dipahami dari tulisan "PEMUJA FILSAFAT-pengantar untuk tidak menyukai filsafat-", Ustadz Abu Mujahid hafizhahullahu ta'ala

Kutipan Penting

"Seorang tokoh penjajah mengatakan:" Satu gelas dan seorang biduanita dapat melakukan penghancuran terhadap ummat Muhammad lebih dari apa yang dilakukan seribu meriam. maka tenggelamkanlah mereka dalam materi dan syahwat"
-Agar Tidak Menjadi 'Muslim' LIBERAL, ustadz Qomar Su'aidi ZA, Lc hafizhahullah ta'ala-

Dalam protokol zionisme Yahudi dikatakan:" wajib bagi kita di setiap tempat untuk berupaya meruntuhkan akhlak, sehingga mempermudah kita untuk menguasai. Sesungguhnya Freud bagian dari kita dan ia tetap akan menawarkan hubungan seks 'dibawah sinar matahari' (terang2an) sehingga tidak akan ada lagi dalam pandangan para kawula muda sesuatu yang suci, maka yang akan menjadi keinginan mereka yang terbesar adalah memuaskan nafsu seksnya. saat itu runtuhlah akhlaknya"
-Agar Tidak Menjadi 'Muslim' LIBERAL, ustadz Qomar Su'aidi ZA, Lc hafizhahullah ta'ala-


Al Khalil bin Ahmad rahimaahullah mengatakan: "Manusia itu ada 4 macam:
1. seorang yang tahu dan ia menyadari bahwa dirinya tahu, maka itu adalah ulama, maka ikutilah dia dan bertanyalah kepdanya
2. seorang yang tidak tahu dan menyadari bahwa dirinya tidak tahu, maka dia adalah orang jahil/bodoh, maka ajarilah
3. seorang yang tahu tapi tidak menyadari bahwa dirinya tahu, sesungguhnya dia adalah orang yang berakal maka sadarkanlah
4. seorang yang tidak tahu namun tidak sadar bahwa dirinya tidak tahu maka itu orang dungu, maka hati hatilah darinya
-Agar Tidak Menjadi 'Muslim' LIBERAL, ustadz Qomar Su'aidi ZA, Lc hafizhahullah ta'ala-
 
 

MEMILIH SEORANG SAHABAT !

"PERHATIKANLAH NASEHAT YANG INDAH !

Imam Dzun Nun Al-Mishri (wafat 246H) rahimahullah berkata:
"Hendaknya Kamu bermajelis dengan orang yang JIKA KAMU HANYA MELIHATNYA maka hal itu SUDAH CUKUP MENGINGATKANMU kepada
Allah, KEWIBAWAANNYA membekas di dalam hatimu, UCAPANNYA menambah motivasimu dalam beramal, AMALNYA membuatmu zuhud di dunia, & Kamu TIDAK BERMAKSIAT kepada Allah selama Kamu berada di dekatnya. Dia menasehatimu dengan PERBUATAN, tidak dengan perkataan."
(Shifatush Shafwah 4/316 karya Al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullah)"

Motivasi Berharga


_______________
Hurairoh Rodhiyallohu ‘Anhu mengisahkan, bahwa orang-orang miskin dari kalangan Muhajirin datang mengadu kepada Rosululloh. Mereka mengatakan: “Orang-orang yang kaya telah membawa (memborong) posisi-posisi yang tinggi dan kenikmatan yang abadi”. Rosululloh bertanya: “Bagaimana bisa begitu?”. Mereka menjawab: “Mereka mengerjakan sholat sebagaimana kami mengerjakan

sholat, mereka berpuasa sebagaimana kami juga berpuasa, mereka memiliki kelebihan harta yang dengannya mereka bisa menunaikan haji, umroh, dinafkahkan untuk jihad dan sedekah” (HR Bukhory-Muslim)

Lihatlah bagaimana cara berpikir orang-orang yang paling mulia dari umat ini. Mereka tidak mengeluhkan kemiskinan yang menimpa mereka akan tetapi mereka mengeluhkan keterbatasan amalan mereka dibanding saudara-saudara mereka yang berkecukupan. Lihat juga bagaimana orang-orang yang berkecukupan di kalangan mereka, mereka berlomba-lomba untuk mencurahkannya dalam peribadatannya kepada Alloh, dunia tidak melalaikan mereka dari akhirat.

‘Umar bin Al-Khottob Rodhiyallohu ‘Anhu mengisahkan: “Suatu hari, Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam menyuruh kami untuk bersedekah. Hal itu pas ketika aku memiliki harta. Maka aku berkata (di dalam hati): “Aku mengungguli Abu Bakr jika aku bisa mengunggulinya hari ini”, maka akupun datang dengan membawa setengah hartaku. Rosululloh lantas berkata: “Apa yang kamu sisakan bagi keluargamu ?”. Aku menjawab: “Semisalnya”. Kemudian Abu Bakr datang dengan semua yang ada padanya. Rosululloh lantas berkata: “Apa yang kamu sisakan bagi keluargamu ?”. Dia menjawab: “Aku meninggalkan bagi mereka Alloh dan Rosul-Nya”. Aku berkata (di dalam hati): “Aku tidak akan bisa mengunggulimu dalam perkara apapun”. (HR Abu Daud dihasankan Syaikh Muqbil).

cuplikan dari isnad net

KENAPA ANEH SENDIRI?



Mungkin inilah pertanyaan yang banyak terlintas di benak orang tua: “Kenapa putraku berbeda dengan teman sebayanya, kenapa berbeda dengan orang-orang kampungnya, kenapa dia tidak mau memotong jenggotnya, tidak mau memakai pakaian di bawah mata kaki, tidak mau nonton TV, tidak mau mendengarkan musik. Kenapa putriku berhijab, berpakaian menutupi seluruh tubuhnya, kenapa tidak m

au bergaul dengan sepupu laki-lakinya, tidak mau bersalaman dengan mereka, kenapa malah mengatakan ini haram … itu haram ??”.

Bahkan kenapa mereka tidak mau menghadiri acara-acara keagamaan yang sudah berkembang di masyarakat, yang digencarkan kiyai-kiyai, “Kenapa tidak mau menghadiri peringatan Maulud Nabi, Isro’ Mi’roj, dzikir bersama, kenapa malah berkata, ini bid’ah … itu bid’ah ??”.

“Kenapa mereka tidak mau dia ajak berurusan dengan dengan dukun, entah untuk berobat, mencari barang hilang, kenapa malah berkata, ini syirik … itu syirik ??”.

Sungguh mengherankan …

Ketahuilah -Wahai para orang tua yang menginginkan kebaikan bagi anak-anaknya- keasingan bukanlah tolak ukur suatu kebenaran, karena kebenaran adalah sesuatu yang dikembalikan kepada pokok-pokok syari’at, apa yang Alloh dan Rosululloh benarkan, maka itulah yang benar.

Dulu tanggapan yang sama telah terlontar dari kaum musyrikin:

وَعَجِبُوا أَنْ جَاءَهُمْ مُنْذِرٌ مِنْهُمْ وَقَالَ الْكَافِرُونَ هَذَا سَاحِرٌ كَذَّابٌ ¯ أَجَعَلَ الْآَلِهَةَ إِلَهًا وَاحِدًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ ¯ وَانْطَلَقَ الْمَلَأُ مِنْهُمْ أَنِ امْشُوا وَاصْبِرُوا عَلَى آَلِهَتِكُمْ إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ يُرَادُ ¯ مَا سَمِعْنَا بِهَذَا فِي الْمِلَّةِ الْآَخِرَةِ إِنْ هَذَا إِلَّا اخْتِلَاقٌ

“Mereka merasa heran ketika datang kepada mereka pemberi peringatan. Orang-orang kafir berkata: “Orang ini adalah penyihir yang pendusta. Apakah dia menginginkan sembahan (yang diibadahi) cuma satu saja ?? Sungguh ini adalah perkara yang mengherankan”. Maka pergilah para pemuka mereka mengatakan: “Berjalanlah kalian dan sabarlah dalam mengibadahi sembahan-sembahan kalian, sesungguhnya inilah yang Alloh kehendaki. Kita tidak pernah mendengar perkataan seperti ini pada agama yang terakhir. Sungguh perkara ini hanyalah sesuatu yang diada-adakan” (QS Shod Ayat 4-7)

Mutiara Nasihat Para Ulama

 Al Imam Asy Syaifi’y رحمه الله berkata : “Tidaklah seseorang itu menyombongkan diri terhadap al haq di hadapanku dan menolaknya, kecuali martabatnya akan jatuh dari mataku, Dan tidaklah dia menerima kebenaran itu kecuali aku akan merasa segan padanya dan menjadi cinta padanya.” (“Siyar A’lamin Nubala” 10/hal. 33)
 Ibrohim Raahimahullah berkata: Aku bertanya kepada Al Fudhoil: Apakah tawadhu’ itu? Beliau menjawab: “Yaitu engkau merunduk kepada kebenaran dan menaatinya. Sekalipun engkau mendengarnya dari anak kecil, engkau terima kebenaran tadi darinya. Dan sekalipun engkau mendengarnya dari orang yang paling bodoh, engkau terima kebenaran tadi darinya.” (“Hilyatul Auliya”/3/hal. 392/atsar hasan)

 Al Imam Al ‘Iroqiy raahimahullah  berkata: “Hanyalah dikatakan ‘inad (penentangan) jika dia telah mengetahui kebenaran dan menyelisihinya.” (“At Taqyid Wal Idhoh/1/hal. 157"

Salahkah Sikap Keras dalam Derdakwah?

"Perlu diketahui bahwa secara hukum asal, dakwah dan nasehat itu dilakukan di atas hikmah dan penggunaan kata kata yang lembut. Namun ketika kata kata lembut sudah tidak bermanfaat lagi, sementara kesesatan dan penyimpangannya terus dilakukan, bahkan ditebarkan ditenga tengah ummat, sehingga semakin banyak korban yang termakan oleh kesesatannya, maka dalam hal kondisi seperti itu dengan terpaksa digunakanlah kata kata kasar dan pedas. bukan hal itu menafikan adanya kasih sayang terhadap sesama muslim. perhatikan nasehat Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah raahimahullah, seorang 'ulama besar yang tidak diragukan lagi keilmuannya,: " seorang mu'min terhadap mu'min yang lainnya bagaikan kedua tangan, salah satunya mencuci tangan yang lain, namun bisa saja kotoran (yang melekat ditangan) tidak bisa hilang kecuali dengan bentuk cara (pembersihan) yang keras/kasar. Namun(cara keras/kasar seperti) itu benar benar mendatangkan kebersihan dan kehalusan (pada tangan) yang membuat kita memuji cara yang kasar tersebut."[Majmu'ul Fatawa XXVIII/53-54]"