"Ikutilah jalan-jalan kebenaran itu dan jangan hiraukan walaupun sedikit orang yang mengikutinya ! jauhkanlah dirimu dari jalan-jalan kesesatan dan janganlah terpesona dengan banyaknya orang yang menempuh jalan kebinasaan! "(Fudhail bin ‘Iyadh) (Al-I’tishom, 112)

Jumat, 20 April 2012

Ndak Layak dijadikan Sandaran!

Dustur ilahi : 
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” (Al-Jatsiyah: 18)
Allah Subhahahu wa Ta'ala berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi.” (Ali Imran: 149)
“Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu.” (Al-Maidah: 49)
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu). Sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al-Ma’idah: 51)

Diskursus: 

          Tadi saya baca baca biografi beberapa tokoh sosiologi, yang kebanyakan dari mereka merangkap sebagai pionir ilmu filsafat, semisal yang sangat tenar di buku buku teks adalah Auguste Comte [Nama panjang: Isidore Marie Auguste François Xavier Comte, ilmuwan prancis] yang di nobatkan oleh para pemuja nya sebagai Bapak Sosiologi Internasional. Konon, di nyatakan bahwa ilmu sosiologi ini berusaha membongkar habis habisan tentang fakta fakta sosial , tindakan sosial, khayalan sosiologis, dan realitas sosial, dan solusi solusi masalah yang ada. ilmu ini di klaim sebagai ilmu pengetahuan karena mencocoki standar keilmiahan seperti empiris, teoritis , kumulatif , non-etis. Mayoritas sandaran Konsep sosiologi di gali dari nilai nilai filsafat, dan mayoritas gembong inspirator nya adalah filsuf kafir dan tokoh tokoh gereja. Anehnya, setelah saya coba melacak siapa sesungguhnya Auguste Comte itu, dari beberapa tulisan saya dapatkan dari website ini tertulis sbb : 
"Tales ideas, fundamento del pensamiento positivista, tuvieron un gran éxito en los países occidentales desde mediados del siglo XIX, proporcionando un credo laico para el mundo del capitalismo liberal y de la industria triunfante. Sin embargo, Comte vivió una vida desgraciada: el exceso de trabajo le produjo problemas psiquiátricos, un intento de suicidio y el abandono de su mujer." baca disini
 Mbah gugel mentranslasi teks diatas sebagai berikut :

"Ide-ide tersebut, dasar pemikiran positivis, sangat berhasil di negara-negara Barat sejak pertengahan abad kesembilan belas, memberikan keyakinan sekuler bagi dunia kapitalisme liberal dan industri yang sukses. Namun, Comte menjalani hidup sengsara: kebanyakan kerja menyebabkan dia masalah kejiwaan, upaya bunuh diri dan meninggalkan istrinya."
 
          Wah, lebih tragis lagi apa yang di ceritakan disini :" Ia kemudian menikahi seorang wanita bernama Caroline Massin. Comte dikenal arogan, kejam dan mudah marah sehingga pada tahun 1826 dia dibawa ke sebuah rumah sakit jiwa, tetapi ia kabur sebelum sembuh"baca disini

Secara gamblang di narasikan :
 Comte dalam kegelisahannya yang baru mencapai titik rawan makin merasa tertekan dan hal tersebut menjadikan psikologisnya terganggu, dengan sifat dasarnya adalah seorang pemberontak akibatnya Comte mengalami gejala paranoid yang hebat. Keadaan itu menambah mengembangnya sikap pemberang yang telah ada, tidak jarang pula perdebatan yang dimulai Comte mengenai apapun diakhiri dengan perkelahian.
Kegilaan atau kerajingan yang diderita Comte membuat Comte menjadi nekat dan sempat menceburkan dirinya ke sungai. Datanglah penyelamat kehidupan Comte yang bernama Carolin Massin, seorang pekerja seks yang sempat dinikahi oleh Comte di tahun 1825. carolin dengan tanpa pamrih merawat Comte seperti bayi, bukan hanya terbebani secara material saja tetapi juga beban emosional dalam merawat Comte karena tidak ada perubahan perlakuan Comte untuk Caroline dan hal mengakibatkan Caroline memutuskan pergi meninggalkan Comte pada tahun 1842. comte kembali dalam kegialaannya lagi dan sengsara."
 
               Ruarrr Biasaaa anehnya!! bagaimana figur rendahan seperti ini di jadikan sandaran dalam ilmu pengetahuan yang sedikit banyaknya tendesi juga ke pembahasan etika-moral (akhlak)?!  ataukah kita berpegang teguh dengan slogan : "Tidak perlu memperhatikan siapa yang berbicara, namun lihat apa yang di katakan!!"

Cukuplah bagi kita Islam yang Sempurna paripurna dari segala aspeknya. Cukuplah bagi kita Sosok Muhammad Shallallahu'alaih wasallam dan para sahabatnya, serta Ulama Salaf yang jernih perjalanan hidup mereka!!!

“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali (teman akrab, pemimpin, pelindung, penolong) dengan meninggalkan orang-orang mukmin.” (Qs. Ali Imran : 28)
 
       Apalagi menjadikan mereka sumber ilmu semisal Auguste Comte ini!! apalagi memuji muji mereka! "Para ulama bahkan mengatakan bahwa perbuatan semacam ini termasuk pembatal keislaman dan sebab seseorang murtad. Na’udzu billah min dzalik."

semoga hal ini menjadikan kita sadar akan kesempurnaanIslam, bahwa Islam tidak membutuhkan pendapat pendapat selain apa yang terdapat dari Al Qur'an dan sunnah, serta naskah naskah Salafus sholih
 
 Nabi Muhammad shallallâhu 'alaihi wasallam telah bersabda:
"Sesungguhnya tidak ada seorang nabi pun sebelum ku melainkan wajib baginya untuk menunjukkan kebaikan yang dia ketahui kepada umatnya dan memperingatkan keburukan yang dia ketahui kepada mereka." (HR. Muslim no. 1844)
Beliau shallallâhu 'alaihi wasallam juga bersabda:
"Tidaklah aku meninggalkan sesuatu dari apa yang Allâh perintahkan kepada kamu kecuali aku telah memerintahkannya, dan tidak pula aku meninggalkan sesuatu dari apa yang Allâh Ta'âla larang kepada kamu kecuali aku telah melarangnya." [Hadits Shahîh dengan seluruh jalur riwayatnya. Riwayat Syâfi’i, al-Baihaqi, al-Khathib al-Baghdâdi, dan lainnya. Dishahîhkan oleh Syaikh al-Albâni di dalam Silsilah ash-Shahîhah 4/416-417 dan Syaikh Ahmad Syâkir dalam Ta’lîqur-Risâlah, hlm. 93-103. Dinukil dari Al-Bid’ah Wa Atsaruha As-Sayyi’ Fil Ummah, hlm 25]

Beliau shallallâhu 'alaihi wasallam juga bersabda:
"Tidaklah tersisa sesuatu pun yang bisa mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka, melainkan telah dijelaskan kepada kamu".[ Hadits Shahîh. Lihat penjelasannya di dalam Ar-Risâlah karya Imam Syâfi’i, hal 93 Ta’lîq Syaikh Ahmad Syâkir. Dinukil dari ‘Ilmu Ushûlil Bida’, hlm 19.]
Sebagai ujaran pelengkap simak tuturan Iman Asy-Syaukâni rahimahullâh berikut:
“Jika Allâh Ta'âla telah menyempurnakan agama-Nya sebelum mewafatkan Nabi-Nya, maka apakah perlunya pemikiran/pendapat baru, padahal Allâh Ta'âla telah menyempurnakan agama-Nya. Jika menurut keyakinan mereka pemikiran baru itu termasuk agama, maka agama ini menurut mereka belum sempurna; kecuali dengan pemikiran mereka. Yang berarti bahwa keyakinan mereka ini membantah al-Qur’ân. Jika itu bukan dari agama, maka apa gunanya menyibukkan diri dengan perkara yang tidak termasuk agama. Ini adalah argumen yang sangat kuat dan bukti yang agung. Orang yang membuat pemikiran baru tidak mungkin membantahnya dengan bantahan apapun selamanya. Maka jadikanlah ayat yang mulia ini (Qs al-Mâidah ayat 3) pertama kali untuk menampar wajah ahli ra’yi (pengagung akal), menghinakan mereka, dan menghancurkan hujjah mereka”[Al-Qaulul Mufîd, hal. 38]


Wallahu a'lam