"Ikutilah jalan-jalan kebenaran itu dan jangan hiraukan walaupun sedikit orang yang mengikutinya ! jauhkanlah dirimu dari jalan-jalan kesesatan dan janganlah terpesona dengan banyaknya orang yang menempuh jalan kebinasaan! "(Fudhail bin ‘Iyadh) (Al-I’tishom, 112)

Minggu, 21 Oktober 2012

Semangatlah Membela Islam Wahai Muslim!!

Mujahidin Salafiyyin Tangguh
Hizbiyyun Pengemis akan Runtuh

Disusun Oleh:
Abu Fairuz Abdurrohman bin Sukaya
Al Qudsi Al Indonesi
-afallohu ‘anhu-

Di Markiz Induk Pusat Dakwah Salafiyyah
Darul Hadits Dammaj Yaman
-harosahalloh-

بسم الله الرحمن الرحيم


Pembukaan

الحمد لله الذي قال: }وما أمروا إلا ليعبدوا اللَّه مخلصين له الدين حنفاء ويقيموا الصلاة ويؤتوا الزكاة وذلك دين القيمة{  وأشهد أن لا إله إلا الله وأن محمداً عبده ورسوله الذي قال: ((إنما الأعمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى. فمَنْ كانت هجرته إِلَى اللَّه ورسوله فهجرته إِلَى اللَّه ورسوله، ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إِلَى ما هاجر إليه)) اللهم صل وسلم على محمد وآله أجمعين أما بعد:


Bab Pertama: Beberapa Karakter Mujahidin yang tangguh
Mujahidin yang tangguh adalah yang menundukkan hawa nafsunya agar ikhlas dalam berjihad.

Alloh ta’ala berfirman:

وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيم [البقرة/244]

“Dan berperanglah kalian di jalan Alloh, dan ketahuilah bahwasanya Alloh itu Sami’ (Maha Mendengar) dan ‘Alim (Maha Melihat) (QS Al Baqoroh 244)
Rosululloh -shalallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

« إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ. قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لأَنْ يُقَالَ جَرِىءٌ. فَقَدْ قِيلَ. ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ. قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ. وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ. فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ. وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلاَّ أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ. فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِىَ فِى النَّارِ».

 

“Sesungguhnya orang yang pertama kali diputuskan urusannya pada hari kiamat adalah orang yang dianggap mati syahid. Maka dia didatangkan dan diperlihatkan padanya nikmat-nikmat yang diberikan, dan diapun mengenalnya. Maka dia ditanya,”Apa yang kau kerjakan dengan nikmat tadi?” Dia menjawab,”Saya berperang di jalan-Mu sampai saya terbunuh syahid.” Alloh berfirman: “Kamu bohong. Tapi kamu berperang agar dikatakan sebagai “Pemberani”, dan hal itu telah dikatakan. Maka diperintahkan agar dia diseret, maka diseretlah dia di atas mukanya sampai dilemparkan ke dalam neraka. Dan (yang kedua) adalah orang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya, dan membaca Al Qur’an. Maka dia didatangkan dan diperlihatkan padanya nikmat-nikmat yang diberikan, dan diapun mengenalnya. Maka dia ditanya,”Apa yang kau kerjakan dengan nikmat tadi?” Dia menjawab,”Saya mempelajari ilmu dan mengajarkannya, dan membaca Al Qur’an untuk-Mu.” Alloh berfirman: “Kamu bohong. Tapi kamu belajar agar dikatakan sebagai “Alim”, dan membaca Al Qur’an agar dikatakan “Dia adalah Qori’”, dan hal itu telah dikatakan. Maka diperintahkan agar dia diseret, maka diseretlah dia di atas mukanya sampai dilemparkan ke dalam neraka. Dan (yang ketiga) adalah orang yang dikaruniai Alloh keluasan rizqi dan diberi-Nya beraneka macam harta semuanya. Maka dia didatangkan dan diperlihatkan padanya nikmat-nikmat yang diberikan, dan diapun mengenalnya. Maka dia ditanya,”Apa yang kau kerjakan dengan nikmat tadi?” Dia menjawab,”Tidaklah saya tinggalkan satu jalanpun yang Engkau sukai untuk diinfaqi di situ untuk-Mu.” Alloh berfirman: “Kamu bohong. Tapi kamu lakukan itu agar dikatakan sebagai “Dermawan”, dan hal itu telah dikatakan. Maka diperintahkan agar dia diseret, maka diseretlah dia di atas mukanya sampai dilemparkan ke dalam neraka.” (HSR Muslim (1905))
Rosululloh -shalallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda saat haji wada’:

» أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِالْمُؤْمِنِ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ وَالْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ النَّاسُ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِى طَاعَةِ اللَّهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ الْخَطَايَا وَالذُّنُوبَ«

“maukah kukabarkan pada kalian siapakah mukmin itu? Orang yang manusia merasa aman (menaruh kepercayaan) dengannya dalam masalah harta dan jiwa mereka. Dan seorang muslim adalah orang yang manusia itu selamat dari lisan dan tangannya. Dan mujahid adalah orang yang memerangi hawa nafsunya di dalam ketaatan pada Alloh. Sedangkan muhajir adalah orang yang meninggalkan kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa.” (HR Ahmad/24685/shohih lighoirihi)

Mujahid yang tangguh itu bukanlah yang tak pernah kalah.

Alloh ta’ala berfirman:

إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ  [آل عمران/140]

“Jika kalian tertimpa luka-luka, maka merekapun telah tertimpa luka-luka juga seperti kalian. Dan hari-hari itu Kami pergilirkan di antara manusia agar Alloh mengetahui orang-orang yang beriman, dan menjadikan dari kalian syuhada. Dan Alloh tidak suka orang-orang yang zholim.” (QS Ali ‘Imron 140)

Mujahidin yang tangguh tahu apa yang harus dilakukan saat tertimpa musibah di jalan Alloh.

Alloh ta’ala berfirman:

وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ (146) وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلَّا أَنْ قَالُوا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (147) فَآَتَاهُمُ اللَّهُ ثَوَابَ الدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ الْآَخِرَةِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ  [آل عمران/146-148]

“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersamanya kelompok-kelompok yang banyak. Mereka tidak menjadi takut dikarenakan apa yang menimpa mereka di jalan Alloh, mereka tidak melemah ataupun menyerah kepada musuh. Dan Alloh itu menyukai orang-orang yang sabar. Dan tiada ucapan mereka selain berkata,”Wahai Robb kami, ampunilah kami dosa-dosa kami dan sikap kami yang melampaui batas dalam urusan kami, kokohkanlah telapak kaki kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang yang kafir.” Maka Alloh memberi mereka balasan dengan pahala di dunia, dan bagusnya pahala di akhirat. Dan Alloh itu mencintai orang0orang yang berbuat kebaikan.” (QS Ali ‘Imron 147-148)

Mujahid yang tangguh bukanlah yang tak pernah salah.

Rosululloh -shalallohu ‘alaihi wa sallam- meriwayatkan dari Robbnya ‘Azza wajalla yang berfirman:

يَا عِبَادِى إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِى أَغْفِرْ لَكُمْ

“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian melakukan kesalahan di waktu malam dan siang. Dan Aku mengampuni dosa-dosa semuanya. Maka mohonlah kalian ampunan kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni kalian.” (HR Muslim/6737 dari Abu Dzarr rodhiyallohu ‘anhu)

Mujahid yang tangguh adalah yang ketika menyadari kesalahan segera memperbaiki diri.

Alloh ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ (201)  [الأعراف/201، 202]

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu jika tertimpa gangguan dan godaan dosa dari setan mereka segera ingat dan sadar lalu bertobat. Maka tiba-tiba saja mereka jadi sehat dan lurus kembali.” (QS Al A’rof 201-202)
Rosululloh -shalallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

لا يلدغ المؤمن من جحر واحد مرتين

“Seorang mukmin itu tidak tersengat dua kali dari lubang yang sama.” (HSR Al Bukhory (5782) dan Muslim (2998) dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu)

Mujahidin yang tangguh bukanlah yang tidak diuji.

Alloh ta’ala berfirman:

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنّةَ وَلَمّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضّرّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتّى يَقُولَ الرّسُولُ وَالّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللّهِ أَلَا إِنّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ [البقرة/214]

“Apakah kalian mengira akan masuk Jannah padahal belum mendatangi kalian permisalan orang-orang yang telah berlalu sebelum kalian. Mereka tertimpa kelaparan, rasa sakit dan digoncangkan hingga Rosul dan orang-orang yang bersamanya berkata,”Kapankah datangnya pertolongan Alloh?” Ketahuilah bahwasanya pertolongan Alloh itu dekat.” (QS Al Baqoroh 214)

Mujahidin yang tangguh adalah yang tetap istiqomah di masa senang dan susah.

Alloh ta’ala berfirman:

انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ  [التوبة/41]

“Berangkatlah kalian dalam keadaan ringan maupun berat dengan harta dan jiwa kalian di jalan Alloh. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui.” (QS At Taubah 41)
Rosululloh -shalallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

عجبًا لأمر المؤمن إن أمره كله له خير وليس ذلك لأحد إلا للمؤمن إن أصابته سراء شكر فكان خيرًا له وإن أصابته ضراء صبر فكان خيرًا له

“Alangkah mengagumkan urusan mukmin, sesungguhnya seluruh urusannya itu bagus. Dan tidaklah yang demikian itu bagi seseorang kecuali untuk mukmin. Jika dia tertimpa kesenangan dia bersyukur. Maka jadilah itu kebaikan baginya. dan jika dia tertimpa kesulitan dia bersabar. Maka jadilah itu kebaikan baginya.” (HSR Muslim 2999 dari Shuhaib rodhiyallohu ‘anhu)

Mujahidin yang tangguh adalah yang siap dipanggil oleh Alloh dan Rosul-Nya untuk berangkat meskipun mengalami luka-luka. 

Dan Alloh tidak membebani suatu jiwa kecuali sesuai dengan kadar kemampuannya.
Alloh ta’ala berfirman:

الَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِلَّهِ وَالرَّسُولِ مِنْ بَعْدِ مَا أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا مِنْهُمْ وَاتَّقَوْا أَجْرٌ عَظِيمٌ [آل عمران/172]

“Orang-orang yang memenuhi panggilan Alloh dan Rosul setelah mereka tertimpa luka-luka. Orang-orang yang berbuat ihsan dari kalangan mereka akan mendapatkan pahala yang besar.” (QS Ali ‘Imron 172)
‘Ubadah Ibnush Shomit rodhiyallohu ‘anhu berkata

دَعَانَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَبَايَعْنَاهُ فَكَانَ فِيمَا أَخَذَ عَلَيْنَا أَنْ بَايَعَنَا عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ فِى مَنْشَطِنَا وَمَكْرَهِنَا وَعُسْرِنَا وَيُسْرِنَا وَأَثَرَةٍ عَلَيْنَا وَأَنْ لاَ نُنَازِعَ الأَمْرَ أَهْلَهُ قَالَ « إِلاَّ أَنْ تَرَوْا كُفْرًا بَوَاحًا عِنْدَكُمْ مِنَ اللَّهِ فِيهِ بُرْهَانٌ ».

Rosululloh -shalallohu ‘alaihi wa sallam- menyeru kami maka kami membai’at beliau. Maka di antara perkara yang beliau ambil terhadap kami adalah: Kami membai’at beliau untuk mendengar dan taat dalam keadaan kami rajin dan malas, dalam keadaan kami merasa sulit dan mudah, dan dalam keadaan kami tertimpa kezholiman, dan agar kami tidak merebut kekuasaan dari pemiliknya. Lalu beliau bersabda,”Kecuali jika kalian melihat kekufuran yang nyata, yang kalian punya bukti dari Alloh tentangnya.” (HSR Al Bukhory/7056 dan Muslim/4877)

Mujahidin yang tangguh senantiasa berbaik sangka pada Alloh ta’ala

Alloh berfirman:

” وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الأَحْزَابَ قَالُوا: هَذَا مَا وَعَدَنَا اللهُ وَرَسُولُهُ، وَصَدَقَ الله وَرَسُولُهُ”

“Manakala para mukminun melihat golongan-golongan yang bersekutu itu merekapun berkata,”Inilah sesuatu yang dijanjikan oleh Alloh dan Rosul-Nya kepada kita. Dan benarlah Alloh dan Rosul-Nya.”.” (QS Al Ahzab 22)
Adapun orang-orang yang hatinya berpenyakit maka mereka berburuk sangka pada Alloh ta’ala.
Alloh ta’ala berfirman:

وَإِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ إِلَّا غُرُورًا  [الأحزاب/12]

“Dan ingatlah ketika orang-orang munafiq dan orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit berkata,”Tidaklah Alloh dan Rosul-Nya menjanjikan pada kami kecuali tipuan belaka.” (QS Al Ahzab 12)
Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata,”Maka barangsiapa yang menyangka bahwasanya Alloh tidak akan menolong Rosul-Nya, tidak menyempurnakan urusan agamanya, tidak memperkuatnya, tidak memperkuat golongannya, tidak memenangkan mereka, tidak menjadikan mereka menguasai musuh-musuhnya, tidak mengunggulkan mereka di atas musuh-musuhnya, dan bahwasanya Dia tidak menolong agama-Nya, kitab-Nya, dan bahwasanya Dia justru menjadikan kesyirikan terus menang terhadap tauhid, dan kebatilan senantiasa menang di atas kebenaran, penggiliran yang lestari yang dengannya lenyaplah tauhid dan kebenaran, tak lagi keduanya tegak selamanya, maka sungguh dia telah menduga Alloh dengan dugaan yang jelek, dan menisbatkannya kepada perkara yang tidak pantas untuk kesempurnaan dan keagungan Alloh, dengan sifat-sifat-Nya.” dan seterusnya (“Zadul Ma’ad” 3/hal. 204)

Mujahidin yang tangguh tahu bahwasanya kemenangan dan kekalahan, karunia dan musibah, seluruhnya ada di tangan Alloh ta’ala.

Alloh ta’ala berfirman:

قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ  [التوبة/51]

“Katakanlah: Tidak akan menimpa kami kecuali apa yang telah Alloh tetapkan untuk kami. Dialah Penolong kami, dan hanyalah kepada Alloh orang-orang mukmin itu bertawakkal. (QS At Taubah 51)
Rosululloh -shalallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

« إن لكل شيء حقيقة ، وما بلغ عبد حقيقة الإيمان حتى يعلم أن ما أصابه لم يكن ليخطئه ، وما أخطأه لم يكن ليصيبه »

“Sesungguhnya segala sesuatu itu memiliki hakikat. dan tidaklah seorang hamba mencapai hakikat iman sampai dia mengetahui bahwasanya apa yang menimpanya tak akan mungkin meleset darinya, dan bahwasanya apa yang meleset darinya tak akan mungkin menimpanya.” (HR Imam Ahmad/6/hal. 441 dari Abud Darda’ rodhiyallohu ‘anhu/dihasankan Imam Al Wadi’iy -rahimahulloh-/”Al Jami’ush Shohih”/kitabul Iman)

Mujahidin yang tangguh, kokoh dalam membela As Sunnah

Syaikhul Islam rohimahulloh berkata: “Dan seperti para pemimpin kebid’ahan dari kalangan pemilik ucapan-ucapan yang menyelisihi Al Kitab dan As Sunnah, atau ibadah-ibadah yang menyelisihi Al Kitab dan As Sunnah, maka penjelasan keadaan mereka, dan memperingatkan umat terhadap mereka adalah wajib, dengan kesepakatan muslimin. Sampai dikatakan pada imam Ahmad bin Hanbal: “Seseorang yang berpuasa, sholat dan I’tikaf lebih Anda sukai ataukah orang yang berbicara tentang ahlul bida’?” Maka beliau menjawab,”Jika dia berpuasa, sholat dan I’tikaf, maka hanyalah hal itu untuk dirinya sendiri. Tapi jika dia berbicara tentang ahlul bida’ maka itu hanyalah untuk muslimin, dan itu lebih utama.” Maka beliau menerangkan bahwasanya manfaat amalan yang ini mencakup seluruh muslimin di dalam agama mereka, dari jenis jihad fisabilillah.”  (“Majmu’ul Fatawa” 28/232)
Beliau juga berkata,”Maka orang yang membantah ahlul bida’ adalah mujahid. Sampai-sampai Yahya bin Yahya berkata,”Pembelaan terhadap sunnah itu lebih utama daripada jihad.”" (“Majmu’ul Fatawa” 4/12)
Muhammad bin Yahya Adz dzuhli berkata,”Aku mendengar yahya bin Ma’in berkata,”Pembelaan terhadap sunnah itu lebih utama daripada jihad fi sabilillah.” Maka kukatakan pada Yahya,”Orang itu (mujahid) menginfaqkan hartanya, membikin capek dirinya, dan berjihad. lalu orang ini (yang membela sunnah) lebih utama daripada dia!?” Beliau menjawab,”Iya, lebih utama banyak sekali.” (“Siyar A’lam”/10/518)

Hujjah telah disampaikan, risalah-risalah telah ditebarkan, akan tetapi sebagian orang mu’anidun (pembangkang dan bandel). Maka bukanlah menjadi sifat Mujahidin Salafiyyin yang tangguh untuk membiarkan telinga dan hatinya terkotori oleh sampah syubuhat dan muntahan talbisat.

Abu Umamah rodhiyallohu ‘anhu berkata:

« مَا ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدًى كَانُوا عَلَيْهِ إِلاَّ أُوتُوا الْجَدَلَ ». ثُمَّ تَلاَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- هَذِهِ الآيَةَ (مَا ضَرَبُوهُ لَكَ إِلاَّ جَدَلاً بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ ).

“Rosululloh -shalallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda:”Tidaklah tersesat suatu kaum setelah datangnya hidayah yang dulunya mereka ada padanya kecuali karena mereka terkena fitnah perdebatan.” Lalu Rosululloh -shalallohu ‘alaihi wa sallam- membaca ayat ini: (yang artinya) “Tidaklah mereka membikinnya untukmu kecuali sekedar untuk bahan perdebatan. Bahkan mereka itu kaum yang suka bertengkar.” (HR At Tirmidzy 12/hal. 72/”Al jami’ush Shohih” /Imam Al Wadi’iy -rahimahulloh-/kitabul ‘Ilm/dihasankan Syaikhuna Abu ‘Amr Al Hajury – hafidzahulloh -))
Abu Qilabah -rahimahulloh- berkata:

لا تجالسوا أهل الأهواء ، ولا تجادلوهم ، فإني لا آمن أن يغمسوكم في الضلالة ، أو يلبسوا عليكم في الدين بعض ما لبس عليهم

“Janganlah kalian duduk-duduk dengan ahlul ahwa’, dan jangan berdebat dengan mereka itu, karena sesungguhnya aku tidak merasa aman mereka itu akan membenamkan kalian ke dalam kesesatan, atau menimpakan pengkaburan pada kalian di dalam agama ini dengan sebagian perkara yang membikin mereka merasa kabur.” (“Asy Syari’ah”/Al Ajurry -rahimahulloh-/1/hal. 125/dishohihkan oleh Syaikhuna Yahya Al Hajury – hafidzahulloh -)
Ma’n bin ‘Isa rohimahulloh berkata:

انصرف مالك بن أنس يوما من المسجد ، وهو متكئ على يدي فلحقه رجل يقال له : أبو الجويرية كان يتهم بالإرجاء ، فقال : يا أبا عبد الله اسمع مني شيئا أكلمك به وأحاجك وأخبرك برأيي قال : فإن غلبتني ؟ قال : إن غلبتك اتبعتني قال : فإن جاء رجل آخر ، فكلمنا فغلبنا ؟ قال : نتبعه قال مالك رحمه الله : يا عبد الله ، بعث الله عز وجل محمدا صلى الله عليه وسلم بدين واحد ، وأراك تنتقل من دين إلى دين قال عمر بن عبد العزيز : من جعل دينه غرضا للخصومات أكثر التنقل

“Pada suatu hari Malik bin Anas rohimahulloh pulang dari masjid dan beliau bersandar di tanganku. Maka ada seseorang yang menyusulnya –dia dikenal sebagai Abul Juwairiyyah, tertuduh dengan pemikiran Murji’ah- seraya berkata pada beliau,”Wahai Abu Abdillah, dengarkanlah sesuatu dariku. Aku mengajakmu bicara dengannya dan adu hujjah denganmu. Aku akan mengabarimu dengan pendapatku.” Maka beliau berkata,”Jika engkau mengalahkan aku?” Dia berkata,”Jika aku mengalahkanmu maka ikutilah aku.” Beliau berkata,”Jika datang orang lain mengajak kita bicara dan mengalahkan kita?” Dia menjawab,”Kita ikuti dia” Berkatalah Malik rohimahulloh,”Wahai hamba Alloh, Alloh ‘Azza wajalla mengutus Muhammad -shalallohu ‘alaihi wa sallam- dengan satu agama. Tapi aku melihatmu berpindah-pindah dari satu agama ke agama yang lain. Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata,”Barangsiapa menjadikan agamanya sebagai bahan perdebatan, dia akan banyak berpindah-pindah.”" (Riwayat Al Ajurry rohimahulloh di “Asy Syari’ah” 1/hal. 128/shohih)

Bab Kedua:
Hizbiyyun Pengemis Silakan Tertawa

Kami sudah tahu ejekan para hizbiyyun pengemis dengan hujjah –hujjah yang disampaikan Fadhilatusy Syaikh Yahya dan yang bersamanya -hafizhahumulloh- . Pendahulu hizbiyyun tadi adalah musuh Nabi Musa ‘alaihis salam. Alloh ta’ala berfirman:

فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِآَيَاتِنَا إِذَا هُمْ مِنْهَا يَضْحَكُون [الزخرف/47]

“Maka manakala Musa datang kepada mereka dengan membawa ayat-ayat kami tiba-tiba saja mereka tertawa.” (QS Az Zukhruf 47)
Mereka juga menertawakan ahlul haq. Alloh ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُوا مِنَ الَّذِينَ آَمَنُوا يَضْحَكُونَ (29) وَإِذَا مَرُّوا بِهِمْ يَتَغَامَزُونَ (30) وَإِذَا انْقَلَبُوا إِلَى أَهْلِهِمُ انْقَلَبُوا فَكِهِينَ (31) وَإِذَا رَأَوْهُمْ قَالُوا إِنَّ هَؤُلَاءِ لَضَالُّونَ  [المطففين/29-32]

“Sesungguhnya orang-orang yang jahat itu dulunya menertawakan orang-orang yang beriman. Dan jika orang-orang yang beriman melewati mereka merekapun berbisik-bisik. Dan jika mereka pulang kepada keluarga mereka, mereka pulang dengan bersuka ria. Dan jika mereka melihat mukminin tadi mereka berkata,”Sesungguhnya mereka itu adalah benar-benar orang-orang yang sesat.” (QS Al Muthoffifin 29-32)
Biarkan mereka tertawa sepuasnya. Alloh ta’ala berfirman:

قَالَ إِنْ تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنْكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ  [هود/38]

“Nuh berkata pada mereka,”Jika kalian mengejek kami, maka sungguh kamipun akan mengejek kalian sebagaimana kalian mengejek kami.” (QS Hud 38)
Alloh ta’ala berfirman:

فَلْيَضْحَكُوا قَلِيلًا وَلْيَبْكُوا كَثِيرًا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ  [التوبة/82]

“Maka silakan mereka tertawa sedikit, dan selanjutnya silakan banyak menangis, sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS At Taubah 82)
Biarkan mereka memenuhi perut mereka dengan hasil mengemis atas nama dakwah.
Alloh ta’ala berfirman:

كُلُوا وَتَمَتَّعُوا قَلِيلًا إِنَّكُمْ مُجْرِمُونَ  [المرسلات/46]

“Makan dan bersenang-senanglah sedikit, sesungguhnya kalian itu orang-orang yang jahat.” (QS Al Mursalat 46)
Sahl Ibnul Handholiyyah rodhiyallohu ‘anhu berkata:

عن سهل بن الحنظلية قال: َقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ سَأَلَ وَعِنْدَهُ مَا يُغْنِيهِ فَإِنَّمَا يَسْتَكْثِرُ مِنَ النَّارِ ». –وفي رواية- « مِنْ جَمْرِ جَهَنَّمَ ». فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا يُغْنِيهِ –وفي رواية- وَمَا الْغِنَى الَّذِى لاَ تَنْبَغِى مَعَهُ الْمَسْأَلَةُ قَالَ « قَدْرُ مَا يُغَدِّيهِ وَيُعَشِّيهِ ». –وفي رواية- « أَنْ يَكُونَ لَهُ شِبَعُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ أَوْ لَيْلَةٍ وَيَوْمٍ ».

Rosululloh -shalallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Barangsiapa meminta-minta, dan di sisinya ada sesuatu yang telah mencukupinya, maka dia itu hanyalah sedang memperbanyak api.” –dalam riwayat lain: “Dari api Jahannam” Maka mereka bertanya: “Wahai Rosululloh, apa itu sesuatu yang telah mencukupinya?” dalam riwayat lain: “Apa itu kekayaan yang dengan tidak diperbolehkan meminta-minta?” Beliau menjawab,”Sekadar makan siang, atau makan malam.” dalam riwayat lain: “Yang bisa mengenyangkannya sehari semalam.” (HR Abu Dawud (5/hal. 177) dan dishohihkan Imam Al Wadi’iy -rahimahulloh-)



Bab Ketiga:
Alangkah Singkatnya kehidupan Dunia

Alloh ta’ala berfirman:

وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ كَأَنْ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا سَاعَةً مِنَ النَّهَارِ يَتَعَارَفُونَ بَيْنَهُمْ  [يونس/45]

“Dan pada hari Alloh menggiring mereka seakan-akan mereka tidak tinggal di dunia kecuali hanyalah sesaat dari waktu siang. Mereka saling mengenal di antara mereka.” (QS Yunus 45)
Alloh ta’ala berfirman:

كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا  [النازعات/46]

“Seakan-akan pada hari mereka melihat kiamat itu tidaklah mereka tinggal di dunia kecuali waktu sore atau waktu dhuha saja.” (QS An Nazi’at 46)


Bab Keempat:
Wahai para Mujahidin Salafiyyin Bersabarlah

Alloh ta’ala berfirman:

فَاصْبِرْ إِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِينَ (هود/49)

“Maka bersabarlah, sesungguhnya kesudahan yang baik itu buat orang-orang yang bertaqwa.” (QS Hud 49)

فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِينَ لَا يُوقِنُونَ (الروم/60)

“”Maka bersabarlah, sesungguhnya janji Alloh itu benar, dan janganlah orang-orang yang tidak yakin itu menipumu.” (QS Ar Rum 60)
Alloh ta’ala berfirman:

فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تُطِعْ مِنْهُمْ آَثِمًا أَوْ كَفُورًا  (الإنسان/24)

“Maka bersabarlah untuk ketetapan dari Robbmu, dan janganlah menaati orang yang berdosa ataupun yang kufur dari mereka.” (QS Al Insan 24)
Alloh ta’ala berfirman:

وَاصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ  (هود/115)

“Dan bersabarlah karena sesungguhnya Alloh tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat ihsan.” (QS Hud 115)

Selesai ditulis dengan taufiq dari Alloh ta’ala
tanggal 17 Robi’uts Tsani 1430 H
Darul Hadits di Dammaj
harosahalloh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar